1. Karakteristik ipa
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
Horiq.2014.Karakteristik
Mata Pelajaran IPA.(online) http://horiq.blog.uns.ac.id di akses 20 Desember 2014
Karakteristik
Belajar IPA
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di sekolah. Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda.Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.
a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di sekolah. Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda.Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.
a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.
b. Belajar IPA
dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya, observasi,
eksplorasi, dan eksperimentasi.
c. Belajar IPA
memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini
dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas.
d. Belajar IPA
seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar, konferensi
atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan
hipotesis, dan yang lainnya.
e. Belajar IPA
merupakan proses aktif.
Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.
Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.
Agus
Setiawan.2012.Hakikat Pembelajaran IPA.(online) melalui http://arpramamatsaku.blogspot.com di akses 20 Desember 2014
6. Pembelajaran
Aktif dan SETS
Aktif dimaksudkan bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang
lain. SETS (science, environment, technology, society)
merupakan salah satu model atau pendekatan untuk menyesuaikan diri terhadap
perkembangan sains yang cepat dan menjawab perubahan paradigma. Pendekatan
SETS pada awalnya dikembangkan untuk pembelajaran sains, khususnya sains alam,
walaupun dapat dikaji penggunaannya pada pembelajaran bidang-bidang lain. Kerangka
pembelajaran SETS yang menempatkan tanggung jawab sosial sebagai tujuan utama
dalam pembelajaran sains, akhirnya menuntut perubahan tidak hanya pada metode
pembelajaran di kelas, tetapi juga perubahan mendasar pada kurikulum. Beberapa
negera telah berusaha menempatkan pembelajaran berbasis SETS dalam kurikulum
sekolah menengah mereka, seperti Kanada(4) dan Australia, tetapi
beberapa laporan menyebutkan bahwa tidaklah mudah untuk akhirnya benar-benar
diterapkan di kelas, karena diperlukan pengenalan yang intensif kepada
guru-guru sekolah menengah.
Bustaman
Ismail.2010.Pengaembangan model Pembelajaran PAIKEM dengan Pendekatan SETS.(online)
melalui http://hbis.wordpress.com di akses 20 Deesember 2014